Senin tanggal 19 Desember 2016, Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara resmi melaksanakan Launching Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC).
Kegiatan berlangsung di Gedung Aula PUSDAI Jabar, Jalan Diponegoro No.63 Kota Bandung, dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Direktur Jenderal PAUD DIKMAS Kemendikbud, dan "Bunda Literasi" Hj. Netty Prasetiyani Ahmad Heryawan. Penyelenggara mengundang peserta dari 27 kabupaten/kota se Jawa Barat yang terdiri dari Bupati/Walikota, Kepala Dinas Pendidikan, serta perwakilan Siswa, Guru dan Kepala Sekolah yang telah melaksanakan GLS dan WJLRC. Undangan lainnya berasal dari Dinas/Instansi terkait, Lembaga Mitra, serta berbagai elemen masyarakat yang aktif dalam gerakan Literasi.
Launching GLS-WJLRC dimeriahkan pula dengan berbagai Kegiatan, antara lain:
1.Talkshow bersama penulis ternama di Jawa Barat.
2. Pameran karya literasi Sekolah dari 27 Kabupaten/Kota se Jawa Barat.
3. Pentas seni dari perwakilan Sekolah di Jawa Barat.
4. Lomba reportase, lomba menulis review buku dan lomba mendongeng.
Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai Organisasi Pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. GLS bertujuan untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Gerakan ini mulai digulirkan secara nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai salah satu bentuk implementasi dari Permendikbud nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Hal ini dianggap penting bukan hanya untuk merespons data dan fakta hasil survey yang menunjukkan rendahnya minat dan budaya baca masyarakat kita, merujuk pada hasil studi PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2015 yang menunjukkan Indonesia baru bisa menduduki peringkat 69 dari 76 negara. Lebih penting dari itu adalah untuk mempersiapkan anak didik kita menghadapi, tuntutan keterampilan membaca abad ke-21 yaitu kemampuan memahami informasi secara analistis, kritis dan kreatif.
Provinsi Jawa Barat, dalam melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah menambahkan kegiatan khusus berupa tantangan membaca yang diberi nama "West Java Leader’s Reading Challenge", disingkat WJLRC. Penamaan demikian dimaksudkan sebagai bentuk realisasi kerjasama antara Pemerintah Jawa Barat dengan Australia Selatan yang telah ditandatangani pada tahun 2015. Salah satu program kerjasama di Bidang Pendidikan tersebut adalah pengembangan kegiatan tantangan membaca (reading challenge).
Rintisan pengembangan GLS dan WJLRC di Jawa Barat pada dasarnya telah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu, sebelum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkenalkan Gerakan Literasi Sekolah. Diawali dengan pengiriman sejumlah guru SD, SMP dan SMA dalam beberapa angkatan pada tahun 2010 hingga 2015, untuk mempelajari hal-hal baik dari penyelenggaraan pendidikan di Australia Selatan, di antaranya program "Premier’s Reading Challenge (PRC)".
Program ini kemudian diterapkan secara mandiri dengan berbagai penyesuaian dan inovasi oleh Guru-Guru alumni program Australia Selatan tersebut di sekolah mereka masing-masing. Terdapat sekitar 232 sekolah di Jawa Barat yang melaksanakan program ini sejak tahun 2012 hingga sekarang. Bentuk rintisan gerakan literasi lainnya dilakukan melalui program kemitraan dengan USAID Prioritas Jawa Barat, berupa program pengembangan budaya baca pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs). Kegiatan yang dikembangkan berupa pembelajaran dengan wacana, dan pembelajaran membaca di kelas awal yang dilengkapi dengan pengadaan buku bacaan berjenjang sebanyak lebih dari lebih dari 1,2 juta eksemplar. Hingga tahun 2016 terdapat 2006 sekolah di 12 kabupaten/kota se Jawa Barat yang melaksanakan program ini.
Pada tahun 2016, Provinsi Jawa Barat mulai melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah melalui West Java Leader’s Reading Challenge secara lebih luas dan terencana dengan pendanaan dari APBD Provinsi Jawa Barat. Kegiatan diawali dengan persiapan dan pengembangan website, serta workshop dan pelatihan yang melibatkan 1.650 sekolah dari 27 kabupaten/kota, dengan 30 orang fasilitator, 300 orang tenaga penggerak dan 2.300 orang perintis literasi sekolah yang terdiri atas unsur Guru, Pustakawan, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Memasuki tahap pelaksanaan, semua sekolah tersebut mulai membentuk kelompok siswa peserta tantangan membaca, minimal 2 kelompok dan maksimal 8 kelompok (setiap kelompok beranggotakan 5 orang). Aktivitas rutin yang dilakukan dalam kelompok adalah membaca buku, menulis review buku, presentasi dan diskusi buku serta mengunggah hasil karya review ke website. Tantangan yang diberikan adalah membaca minimal 24 buku bagi siswa, dan 10 buku bagi guru, yang harus dituntaskan dalam sepuluh bulan. Minimal 10 % dari buku tersebut adalah buku berbahasa daerah Jawa Barat (Sunda, Cirebon, Indramayu, atau Melayu Betawi). Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan, memelihara dan melestarikan Bahasa Daerah bagi generasi muda di Jawa Barat.
Aktivitas peserta WJLRC telah membuat Gerakan Literasi Sekolah di berbagai daerah menjadi hidup dan semarak. Hal ini telah mendorong sejumlah Kabupaten/ Kota di Jawa Barat untuk lebih fokus dan memberi perhatian lebih besar pada gerakan literasi. Beberapa Bupati dan Walikota di Jawa Barat bahkan telah secara resmi melaksanakan launching GLS di daerah masing-masing, dengan memberikan nama dan identitas yang bervariasi sesuai dengan semangat dan keinginan daerah.
Launching atau peluncuran secara resmi Gerakan Lliterasi Sekolah di Jawa Barat sendiri baru dilakukan pada hari ini. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa acara Launching GLS-WJLRC tidak sekedar menjadi acara seremonial, melainkan sebagai penanda yang menunjukkan secara pasti bahwa Provinsi Jawa Barat sudah melakukankan langkah dan karya nyata dalam mendukung dan menyukseskan, bahkan menjadi pelopor Gerakan Literasi Sekolah. Pada saat ini, Gerakan Literasi Sekolah melalui tantangan membaca (WJLRC) telah dilaksanakan di 1.670 sekolah dan diikuti oleh lebih dari 30.000 siswa, dan lebih dari 2.300 guru. Lebih dari 100.000 buku telah dibaca dan dibuat serta diunggah reviewnya ke website.
Berbagai aktivitas, data, serta karya siswa dan guru dalam pelaksanaan GLS dan WJLRC, kini sudah dapat disaksikan oleh masyarakat luas melalui website resmi dengan alamat www.literasi.jabarprov.go.id. Tantangan membaca bagi siswa dan guru telah dimulai pada bulan September 2016 dan akan berakhir pada bulan Juni 2017. Di akhir periode tantangan, rencananya akan diselenggarakan Jambore Literasi Jawa Barat tahun 2017. Jambore tersebut diharapkan menjadi ajang apresiasi, pentas kreasi, dan pemberian penghargaan bagi siswa, guru, dan sekolah yang berhasil menuntaskan tantangan dalam GLS-WJLRC.
Semoga Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC) ini dapat memberikan manfaat berupa meningkatnya minat dan budaya membaca di kalangan siswa, guru dan masyarakat pada umumnya. Dan pada gilirannya upaya ini dapat memberikan kontribusi yang berharga, bagi peningkatan mutu Pendidikan di Jawa Barat dan di Indonesia pada umumnya.
Sumber:
http://disdik.jabarprov.go.id/