Jumat, 10 April 2015
Zero Corruption Dimulai dari Pendidikan
Siapa yang tidak mengetahui keluarbiasaan salah satu negara dibelahan bumi Eropa ini. Negara dengan kualitas pendidikan berkarakter no 1 dunia membangun negaranya mulai dari jenjang pendidikan.
Bagi Finlandia, manusia merupakan aset yang paling penting sehingga investasi untuk pengembangan manusia dikelola dengan sangat hati-hati. Pendidikan moral dan berkarakter yang dikembangkan di Finlandia mampu membentuk culture birokrasi yang bebas dari korupsi bahkan menimbulkan rasa malu untuk melakukan penyimpangan.
Bagaimana potret pendidikan di Finlandia? Jika dilihat dari tenaga pendidik, maka guru-guru di Finlandia merupakan lulusan terbaik dari universitas meski dengan gaji yang tidak terlalu fantastis. Tetapi, mereka bangga menjadi seorang guru dan masyarakatpun sangat menghormati profesi guru. Jika dilihat dari proses belajar, siswa di Finlandia diberi kebebasan untuk memperoleh pelajaran yang benarbenar ia minati dan tugas gurulah untuk mengarahkan, mendorong, dan memotivasi si anak. Mulai jenjang kelas 1 hingga kelas 12, si anak hanya mengenal 3 orang guru dengan kapasitas kelas sebanyak 20 orang siswa. Bisa dibayangkan kedekatan si anak dengan guru. Hal yang berbeda akan terjadi di Indonesia karena si anak selama jenjang itu akan mengenal banyak guru dengan gayanya masingmasing.
Lalu, dimana peran pemerintah dalam sistem pendidikannya? Peran pemerintah di sana hanyalah sebatas pembuat kebijakan, menyalurkan dana, dan control atas kebijakan. Kinerja si guru diukur dari keberhasilannya menjadikan ke-20 anak didiknya mandiri dan siap memasuki jenjang berikutnya. Berkaca dari ketiga negara tersebut, maka kita dapat mengambil sebuah pelajaran berharga bahwa keberhasilan RB harus diawali dengan sebuah komitmen mulai dari pemimpin tertinggi bangsa yang akan diikuti oleh elemen lebih kecil termasuk masyarakat. Tanpa itu, segala upaya yang kita lakukan untuk mensukseskan agenda RB akan sulit mencapai apa yang kita harapkan terutama untuk menghadirkan pelayanan terbaik buat masyarakat. Berbagai praktik RB yang terbaik tidak hanya dari negara-negara lain, bahkan beberapa pemerintah daerah juga telah mencapai kesuksesan dalam RB meski belum sampai pada tahap meletakkan pondasi yang kokoh mengingat masih terdapat daerah yang telah sukses begitu mengalami pergantian kepemimpinan langsung mengalami kemunduran. Jadi, inti dari sebuah RB adalah komitmen dari seorang leadership setelah itu baru memilih model mana yang sesuai dengan culture dan kondisi di Indonesia.
Sumber: http://www.bpkp.go.id/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda!