Bandung (Dikdas): Dalam aplikasi
Data Pokok Pendidikan 2013, operator sekolah tak perlu lagi memasukkan
data yang pernah dikirim ke sistem Dapodik. Mereka cukup memasukkan data
perubahan terbaru seperti penambahan siswa dan mutasi guru.
Kondisi demikian terjadi lantaran sistem yang diterapkan dalam Dapodik
2013 menggunakan metode sinkronisasi. Perubahan yang baru dimasukkan ke
sistem aplikasi secara otomatis disesuaikan dengan data yang sudah ada.
“Dulu berbasis desktop, sekarang web atau databased server,”
ujar Supriyatno, Kasubag Data dan Informasi Bagian Perencanaan dan
Penganggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar di
Bandung, Senin malam, 22 Juli 2013.
Pada penjaringan data Dapodik tahun lalu, masih banyak ditemui ‘data
sampah’, yaitu data yang masuk ke aplikasi Dapodik namun tidak lengkap,
tidak wajar, dan tidak benar. Data sampah yang pernah ditemui, misalnya,
jumlah rombongan belajar yang tidak sesuai dengan jumlah siswa dan tak
ada pencontrengan jenis kelamin dan agama siswa.
Dengan melakukan verifikasi, data-data sampah tersebut dibersihkan dan
dibuang. “Jadi data yang kini ada sudah relatif lengkap dan wajar,”
ungkap Supriyatno.
Kelengkapan dan kewajaran data dalam Dapodik berimbas positif pada
pemanfaatan data, di antaranya untuk penyaluran tunjangan guru,
pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah, Bantuan Siswa Miskin,
rehabilitasi sekolah rusak, Ujian Nasional, dan berbagai program
peningkatan mutu pendidikan. Supriyatno berharap peserta operator
Dapodik menyampaikan kepada para operator sekolah di wilayahnya untuk
bekerja secara teliti dan sungguh-sungguh sehingga tak lagi dijumpai
data sampah.
Supriyatno menilai, operator sekolah yang telah berpengalaman memasukkan
data ke aplikasi Dapodik 2012 kini sudah lebih paham mengenai peran dan
fungsi data. Mereka sudah mengerti bahwa data yang sedianya dikirim ke
Dapodik telah tervalidasi di sekolah.
Kini tugas yang harus diselesaikan operator sekolah adalah memasukkan
data semester I ke aplikasi Dapodik lantaran data siswa baru telah ada.
Sementara siswa kelas 2 cukup dipetakan.* (Billy Antoro)
Sumber: Direktorat Pendidikan Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda!